Selamat datang di LPM RHETOR FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Eko Sulistyono, di RHETOR Aku Menemukan Keluarga dan Harapanku

Rabu, 19 Februari 20140 komentar


Dilahirkan di desa terpencil tidak menghalangiku menjadi orang terpelajar dan tertinggal. Saya juga ingin layaknya orang-orang dikota, berfikir terhadap pentingnya pendidikan. Kebanyakan orang kota mengedepankan pendidikan, yang berbeda dengan masyarakat desa yang mungkin kebutuhanya penting makan dan kumpul keluarga, pendidikan dijadikan nomor sekian. Bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan, hari-hari masyarakat kota disuguhi oleh banyak teknologi dan informasi, sedang masyarakat desa hanya sibuk pergi kesawah.
 Sebagai perwakian orang desa, hal itu tidak berlaku bagi saya. kita harus mampu bersaing, tidak hanya orang kota saja, orang dari desapun berhak atas pendidikan jika ada kemauan, itulah tekadku, sehingga aku putuskan untuk melanjutkan studi di kota jogja, UIN suanan kalijaga menjadi pilihanku belajar, Alasanya karena ingin mendalami ilmu agama. Disamping itu di kampus ini biaya kuliah bisa lebih murah dibandingkan kampus-kampus lain di jogja bahkan Nusantara, hehe. Dilihat dari bentuk bangunanpun, sebenarnya tidak kalah bagus tuh dengan kampus lain, jadi tidak begitu malu-maluin begitu kuliah dikampus ini. Namun, dengan biaya yang murah, saya harap tidak ada perbedaan pembelajaran dan perbedaan hak mahasiswa dari kampus lain. Jadi harapannya, saya mendapatkan hak yang sama dengan mahasiswa Universitas lain. Pokoknya harus.hh
Hari pertama masuk kuliah ku ikuti dengan Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK) layaknya kegiatan yang rutin di ikuti setiap mahasiswa baru di semua Universitas. Saat itu pelaksananya selama tiga hari dan disusul Sosialisasi Pembelajaran (SOSPEM) selama dua hari. Agak aneh memang, saat berada dilingkungan kampus baru dan hari pertama menjadi seorang mahasiswa. Saya yang biasanya dirumah membantu orang tua sekarang berada dilingkungan Akademisi, hehe. Tapi, inilah pilahanku. Setelah lulus SMA saya memang tidak langsung melanjutkan kuliah, melainkan membantu orang tua terlebih dahulu.
Itu sedikit pengalaman, lanjut kepada kuliahku. Saat kuliah saya bertemu, berkumpul dengan bermacam orang yang berbeda ras dan suku. Kami disatukan dalam satu kelas yang namanya KPI, tapi bukan Komisi Penyiaran Indonesia looh, melainkan Komunikasi Penyiaran Islam. Saat memasuki perkuliahan, saya baru sadar ternyata dijurusan ini membutuhkan ruang rii bagi mahasiswanya. Karena sejatinya, dijurusan hanya diajari Teori-Teori yang membosankan, padahal jurusan ini merupakan jurusan praksis yang butuh praktek secara langsung.
Semester pertama bisa kulalui dengan hikmat bersama kawan yang lain, walaupun secara akademik, nilai semester awal kurang begitu memuaskan. Perlahan, di semester dua ada peningkatan dalam bidang akademik, namun aku mulai resah, Percuma punya nilai bagus kalau ilmu yang saya dapat tidaklah seberapa, toh nilai itupun bisa dibuat. Jurusan saya membutuhkan ruang gerak khusus yang tidak cukup didapat hanya dikampus, melainkan saya harus barani belajar diluar selain kampus. Bercermin dari banyak teman yang kapasitas berfikir maupun wawasanya sudah  lebih luas.
Lama-kelamaan bagi saya kuliah saja tidak cukup jika hanya  berkutat dengan kos, kamus,dan  kantin. Karena memang, mahasiswa dituntut berwawasan luas. Lama saya berfikir kemana saya mencari ilmu-ilmu itu dan memperkaya kekurangan perkuliahan terutama pada jam-jam kosong setelah kuliah. Mencari informasi kesana-kemari, tanya teman sana-sini, saya biasakan, akhirnya keputusan saya harus memperdalam keilmuan yang sesuai dengan jurusan perkuliahan yaitu dalam bidang tulis menulis atau kejurnalistikan.
Disemester tiga awal saat itu akhirnya saya mendaftar menjadi anggota baru di Lembaga Pers Mahasiswa RHETOR. Bergabung dengan senior ataupun sesepuh-sesepuh RHETOR dalam memperjuangkan hak Mahasiswa. RHETOR memang wadah atau ruang organisasi bagi mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu kepenulisanya selain kuliah. Itulah kenapa Lembaga Pers ini berdiri, dengan harapan ada wadah bagi mahasiswa yang kecewa terhadap iklan kampus yang begitu muluk-muluk dalam memikat calon mahasiswa baru.  Lembaga pers inilah yang menjadi obat bagi mahasiswa yang haus akan ilmu dan gila akan memeperjuangkan hak sebagai mahasiswa.
Walaupun saat ini statusku dalam organisasi tersebut masih berada pada masa magang, namun disini, saya diberi hak yang sama dengan crew yang lain. Kami diajarkan kebersamaan, ’Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing’’ , itulah doktrin pertama yang ditanamkan dalam jiwa saya. Nampaknya doktrin itu juga meluluhkan banyak anggota baru, karena hakikatnya para perantau membutuhkan keluarga dikota besar seperti Jogja ini. Tak terkecuali saya yang rela mengalahkan kegiatan lain, organisasi lain, demi bergabung bersama keluarga kecilku itu. Ya keluarga RHETOR.
Saya semakin yakin dengan pilihan ke LPM ini karena disini mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, pengalaman yang mungkin tidak akan saya dapatkan dimanapun. Anggota kami layaknya sebuah keluarga, saling pengertian dan perhatian. Semua kami lakukan bersama-sama, Makan bersama, dengan mengedepankan tradisi bantingan saat diskusi terpaksa larut malam. Memang sih sangat tidak mengenyangkan makanan sedikit dengan jumlah orang yang banyak. Namun, disitulah saya merasakan nikmatnya kebersamaan dan saling berbagi. Dengan bekal kebersamaan itulah, diharapkan menjadi modal awal dalam bekerja dan berkarya. Harapan ingin mendapat bimbingan dari anggota lain untuk memperluas wawasan menjadi pemicuku.  Disini kami berjuang bersama untuk Mahasiswa lain agar tidak ada yang di rugikan. Disinilah saya menganggap bahwa RHETOR adalah Keluarga dan Harapan bagiku.


Share this article :
Comments
0 Comments

Posting Komentar
 
Powered by : LPM RHETOR FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | | | |
Copyright © 2016. RHETOR_ONLINE - All Rights Reserved
Thanks For Creating Website otak-atik by Soe.
Support by Blogger