Yogyakarta-(Senin
05/05) Pusat Layanan Difabel (PLD)
mengadakan acara ulang tahunnya yang ke VII. Acara tersebut bertempat di
panggung demokrasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Milad PLD diisi berisi beberapa acara, di
antaranya yaitu perhelatan musik, pembacaan puisi, dan stand-up comedy. Semua
acara dimeriahkan oleh penyandang difabilitas.
Acara tersebut ditutup dengan acara debat dengan tema pendidikan inklusi.
Acara bertema “Meraih Sukses di Perguruan Tinggi
Inklusi” itu dibuka oleh pimpinan PLD Arif Maftuhin. Dalam sambutannya, ia
menekankan agar ada penyetaraan terhadap penyandang difabilitas di Indonesia.
Senada dengan Arif, ketua panitia Irma
berharap adanya peran dari pemerintah untuk memfasilitasi penyandang
difabilitas di perguruan tinggi. “Saya berharap agar pendidikan bagi kaum
difabilitas difasilitasi lebih oleh pemerintah dan perguruan tinggi agar
pembelajaranya maksimal,” ungkapnya.
Anang, mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) penyandang tunanetra sangat mengharapkan pendidikan inklusi harus
dijalankan karena banyak teman-teman penyandang difabilitas belum
terfasilitasi. Adanya kesenjangan dalam perguruan tinggi yang bersyarat
untuk difabilitas, menurutnya adalah
sebuah diskriminasi. “Dibanding kampus lain, fasilitas di UIN memang cukup
memadai. Namun kurang memuaskan,”ujarnya.
Di milad ini, PLD berharap tidak adanya
diskriminasi bagi penyandang difabilitas. Orang yang dianggap memiliki
kekurangan juga punya potensi lebih seperti orang normal pada umumnya. (Roihan
Asrofi/Editor: Sarjoko)