Dunia akan selalu berputar, matahari akan selalu mengitari alam dengan
setia, terbit dari ufuk timur dan terbenam ke ufuk barat,
hal ini akan selalu terjadi
sampai seterusnya hingga Sang Khaliq menutup lembaran kehidupan dunia ini.
Waktu terus berjalan tak menghiraukan apapun yang terjadi, dan tak ada
seorang pun yang bisa menghentikannya kecuali Sang Maha Pencipta. Sampai tak
terasa umur ini sudah berkepala dua, menandakan sudah beranjak dewasa, dan
semakin bermacam-macam pula persoalan yang harus aku lalui.
Lima belas tahun lalu masih teringat sekali di ingatanku,
aku masih dibelai lembut oleh
ibuku, di bimbing, disayang dengan sepenuh hati, sungguh hal yang tak bisa
terlupakan sepanjang nafs ini masih berhembus.
Sekarang keadaan sudah berbeda, kini diriku menjadi “anak rantau” yang jauh dari keluarga, dan sanak famili,
mengurus segala
keperluan dan kebutuhan sendiri. Terpikul amanat yang besar dalam pundak diri, harapan
besar dari orang tua harus aku emban dengan baik dan bijaksana, dan telah
menjadi tanggung jawab yang tak bisa dielakkan. Tapi, semua itu adalah kan kujadikan
motivator dalam diri untuk meraih apa yang menjadi cita-citaku.
Status
mahasiswa telah terlabel dalam tubuh ini, orang yang belajar diperguruan tinggi,
orang yang yang mempunyai tangggung individu dan social untuk memaslahatkan
ummat. Status ini mengusik diriku untuk berbuat suatu perubahan ke
arah yang lebih bijaksana,
seorang yang mempunyai tanggung jawab pribadi, social, keilmuan, kemandirian
dan menjad orang
yang "yanfa'uhu linnas".
Kota rantau telah memberiku banyak hal terutama dalam
pengalaman hidup, mengajariku untuk berpikir, bersikap, dan bertindak. Aku
yakin dengan niat yang baik serta usaha yang tiada hentinya dan atas izin Allah
yang maha pemberi terhadap hambanya, insyaallah aku bisa memperoleh dan menggapai harapan dan
cita-cita di Kota Rantau ini (Jogjakarta), Bismillah !
Jogjakarta 11 Januari 2014, 22:43 WIB “Gubuk
perjuangan”