Yogyakarta (17/05)-Senat
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan
bedah buku “Soekarno Marxisme dan Leninisme”, Sabtu (17/05) di lantai dasar
student Center (SC). Peter Kasenda selaku penulis buku dan Amir Machmud menjadi
pemateri di dalam acara tersebut. Diadakannya bedah buku ini merupakan bentuk
peringatan bagi kalangan muda untuk gemar membaca dan meresapi tentang
buku-buku sejarah.
Syaifudin
Anwar, ketua senat sekaligus sebagai penyelenggara mengatakan, dengan membaca
buku berarti menambah wawasan. “Melalui acara semacam ini, saya harap kita
sebagai generasi muda bisa ingat kembali betapa pentingnya membaca buku. Bukan
hanya BBM-an dan facebook-an,” ungkapnya.
Sebagai
generasi muda, jangan sampai mahasiswa melupakan sejarah. Apalagi sampai tidak
mengenal sosok Soekarno. “Orang lain saja mengenal Soekarno, masak kita selaku
anak-anaknya kok tidak,” tambahnya.
Sebelum
Peter Kasenda memberikan penjelasan bukunya, acara diawali dengan sedikit
hiburan berupa Stand Up Comedy dari panitia.
Sebagai
isi diskusi, Peter mengatakan mengapa buku ini ditulis? Ia menjelaskan bahwa
kita selalu dicekoki ilmu pengetahuan dari atas (penguasa), karena oleh orang
ataslah sejarah ditulis. Apa yang membedakan mengenai Marxisme dan Leninisme sehingga
Soekarno dekat dengan PKI dan jauh dari militer juga dipaparkan dalam bukunya
ini.
Hal
tersebut juga ditegaskan oleh Amir Machmud selaku pemateri kedua. “Kita
merupakan orang yang berada dalam posisi tidak memiliki pilihan lain akan
doktrin sejarah,” ungkapnya. “Maka sebagai sebagai mahasiswa harus peka
terhadap hal-hal politik dan sejarah agar tidak terbodohi,” tambahnya. (Eko S/editor:
Joko)