Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan Pengurus Pusat Keluarga Mathali’ul Falah (PPKMF) Kajen dan KMF Yogyakarta menyelenggarakan diskusi dan bedah buku Belajar dari Kiai Sahal (Senin, 19 Mei 2014). Acara tersebut berlangsung di gedung Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.
Wakil Dekan III Sriharini mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara itu. Ia berharap, kerjasama antara fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan KMF tidak berhenti pada acara itu saja.
Hadir dalam acara tersebut Ulil Abshar Abdalla sebagai pembicara. Selain Ulil, Waryono Abdul Ghafur dan Moch Nur Ichwan turut menjadi pembedah di acara yang dihadiri sekitar 350 peserta tersebut. Hadir pula putra KH MA Sahal Mahfudh Abdul Ghaffar Rozin sebagai keynote speaker.
Ketua PPKMF M. Imam Aziz dalam sambutannya mengatakan acara seperti ini sangat penting untuk mengenalkan gagasan besar Kiai Sahal. Menurutnya, Kiai Sahal merupakan sosok kiai yang keilmuannya sangat luas. Hal senada diungkapkan Ulil. “Kiai Sahal tidak hanya membaca kitab-kitab fikih klasik seperti taqrib atau tahrir, tapi lebih dari itu,” ungkapnya. Ia menjelaskan bagaimana Kiai Sahal mampu membawa fikih menjadi speak to the world. “Di tangannya fikih tidak lagi pasif, tapi menjadi hidup dan berperan di tengah-tengah masyarakat.”
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Waryono mengatakan Kiai Sahal merupakan kiai yang bisa momong. Oleh karenanya, Kiai Sahal bisa diterima di dua organisasi besar NU dan MUI. Padahal, kedua organisasi tersebut memiliki visi yang berbeda. “Beliau merupakan kiai yang bisa menerima aspirasi dari siapa saja,” jelasnya.
Waryono menambahi, kiai seperti Kiai Sahal sangat jarang ditemui di Indonesia. Tradisi menulis baik dalam bahasa Arab atau Indonesia tidak banyak dilakukan oleh kiai-kiai salaf lainnya. “Karena itu, menjadi tugas kita bersama sebagai generasi muda untuk meneruskan apa yang beliau perjuangkan dan cita-citakan,” pungkasnya. (Joko)