![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQLcersJG9j0Mgp2KEwYvcKQaLwinmUPEABGsw5r5XmMme9bv6b0RBgw2cHGhUh4pci45R-HcBY7JvcQ8HG6OPCANSiLM3wPqtvr0ZuQ0gHKq3wkf91lX5_fojq7fXVkzMDRKedm3M5Qc/s1600/Foto-0386.jpg)
Pada
putara pertama ini, SMI menghadirkan Haris Azhar dari KonTras, JJ Rizal seorang
sejarawan dan sekaligus pimpinan Komunitas bamboo, Dr.Hempri Suyatna anggota
MPM Muhammadiyah sekaligus dosen Fisipol UGM, dan Mba’ putri seorang simpatisan
Jokowi dari PDI-P.
Kali
ini Ir. Joko Widodo menjadi tema kajian yang didiskusikan karena gaya politik
hari ini cenderung pada politik personal partai politik sangat kuat dengan
ketokohan seorang individu di dalamnya. “politik hari ini merupakan gaya
politik personal, dimana PDI-P dengan Jokowi, Gerindra dengan Prabowo, dan
Demokrat dengan SBY-nya”. ungkap Haris Azhar.
“Pencapresan
kali ini , dalam trackrecord –nya terlihat
lebih unggul karena tidak pernah terlibat dalam kejahatan HAM atau kejahatan
berat lainnya”. Tambahnya
Selanjutnya
JJ Rizal juga menuturkan, “Jokowi belum dapat dikatakan hasil kerjanya, karena
ia masih proses. persoalan banjir seharusnya ia menawarkan konsep yang jelas. Dan
secara ideologis PDI-P masih dipertanyakan”. Tuturnya.
Diakhir
acara mba’Putri dari Simpatisan Jokowi memberikan closing
statement
“ketika ditanya soal trisakti pak jokowi sudah tahu tentang tri sakti, hanya
saja beliau tidak bisa berorasi dan beretorika”. Tuturnya diakhir acara.(R)